30 hari sudah kita melaksanakan Ibadah Shaum Ramadhan, bulannya keimanan dan musimnya ketaatan. Selama sebulan kurang lebih kita dilatih untuk menjadi manusia yang terbiasa dengan kebaikan, lebih dari itu karena dibulan ini setan-setan dibelenggu. Berdasarkan hadits dari Rasulullah bahwa setan-setan dari kalangan jin dibelenggu dalam hadits :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).
Namun tantangan pasca ramadhan kembali hadir, dari mulai shalat yang sering kesiangan, tilawah yang jarang, sedekah yang perhitungan dan seabreg halangan menghadang jalan untuk terus melanjutkan kebiasaan baik dibulan ramadhanpun kandas dalam hitungan hari.
Ramadhan bulan latihan.
Para Ahli meneliti terkait berapa lama manusia sudah terbiasa dan terbentuk pola habit kebiasaan baru dalam hidup. Seperti yang dilansir oleh berita dari laman Healt (lihat : https://www.health.com/how-many-days-form-habit-8418521) seorang psikolog dan Penasehat Media Yayasan Penelitian Hope for Depression, Ernesto Lira de la Rosa,PhD mengatakan : “Butuh waktu hingga 1 bulan untuk membentuk kebiasaan baru, tetapi ini memerlukan keterlibatan yang konsisten dalam perilaku tersebut selama jangka waktu tersebut” paparnya. Hal ini tentu sejalan dengan puasa di bulan ramadhan orang yang berpuasa terlatih untuk terbiasa melakukan semua kebaikan di bulan Ramadhan. Sebagai contoh, kita mungkin sudah merasakan bagaimana pola bangun tidur di waktu sahur dan dengan kondisi perut lapar, atau kebalikan pada saat siang hari dengan tidak merasakan rasa lapar walau jam makan siang sudah masuk waktunya. Begitulah Ramadhan telah membentuk kita menjadi manusia terlatih.
Jagalah Ramadhan dengan 5 hal!
Para ulama mengatakan, diantara tanda diterimanya amal adalah mudahnya melakukan amal kebaikan tersebut dan terus berlanjut (istiqamah) dalam melakukannya, terdapat kaedah dari Ibnu Rajab Al-Hambali dalam Lathaif Al-Ma’arif dan Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim dari tafsir surat Al-Lail, juga kaedah ini disampaikan oleh ulama lainnya. Mereka berkata,
إِنَّ مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةَ بَعْدَهَا، وَإِنَّ مِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ بَعْدَهَا
“Sesungguhnya di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya. Dan di antara balasan dari amalan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”
Setidaknya ada 5 hal yang mesti kita jaga selepas Ramadhan, karena memang 5 hal ini sudah terbiasa serta terlatih melakukannya di bulan Ramadhan :
1. Shaum dibulan selain Ramadhan (puasa senin-kamis, ayyamul bidh dst) terkhusus shaum 6 hari di bulan Syawwal
Rasulullah memberi kabar gembira bagi yang puasa 6 hari di bulan Syawwal :
Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)
2. Shalat berjamaah di mesjid (terkhusus untuk lelaki) shalat malam sebagaimana terbiasa teraweh maka jangan tinggalkan minimal Witir sehabis Isya
Karena keutamaan shalat berjamaah jika dibandingkan dengan shalat sendirian adalah lebih besar, sebagaimana hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عُمَر رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat berjamaah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.” [HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650]
Kemudian shalat malam (qiyamullail) dengan shalat witir sehabis Isya apabila ditakutkan terlewat shalat malam di sepertiga malam terakhir, Rasulullah berwasiat kepada Abu Hurairah:
أَوْصَانِى خَلِيلِى – صلى الله عليه وسلم – بِثَلاَثٍ صِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى ، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ
“Kekasihku yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan kepadaku tiga wasiat: (1) berpuasa tiga hari setiap bulannya, (2) mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha, (3) mengerjakan witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1981).
3. Membaca Al-Qur’an (Tilawah, baca terjemah, tadabbur dan pengamalannya)
Setidaknya ada 3 alasan kenapa kita harus terus berinteraksi dengan al-qur’an :
1) Mendapatkan banyak pahala
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا, لاَأَقُوْلُ ألم حَرْفٌ وَلكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‘alif laam miim’ satu huruf, akan tetapi alif adalah satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi.)
2) Yang paling dinginkan oleh orang yang beriman
Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لاَحَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآناء النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ
Tidak boleh ghibthah (menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain) kecuali dalam dua hal: (pertama) orang yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala keahlian tentang al-Qur`an, maka dia melaksanakannya (membaca dan mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan seorang yang diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan malam. [Muttafaqun alaih]
3) Al-Qur`an memberi syafaat di hari kiamat
Dari Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan mengamalkannya).” (HR. Muslim)
4. Sedekah (memberi makan, menyantuni anak yatim, wakaf mesjid dst)
Allah mengabarkan penyesalan orang yang telah meninggal bahwa mereka menginginkan untuk bisa kembali hidup ke dunia untuk sedekah;
وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh “ (QS.Al Munafqun :10)
5. Melakukan semua amal kebaikan secara kontinu walau sedikit.
Beribadah yang terus menerus walau sedikit, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai di sisi Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walau jumlahnya sedikit.” (HR. Bukhari, no. 5861 dan Muslim, no. 782, 783).
Terakhir, seseorang bertanya kepada Bisyr, “Ada kaum yang rajin ibadah dan bersemangat sekali di bulan Ramadhan.” Bisyr menjawab,
بِئْسَ القَوْمُ لاَ يَعْرِفُوْنَ اللهَ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ الصَّالِحَ الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَ يَجْتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا
“Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. Ingat, orang yang saleh yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 390)
Semoga kita senantiasa menjaga Ramadhan dengan terus istiqamah menjalankan ketaatan walau Ramadhan telah usai. Wallahu’alam