views
Akhir Hidup yang Manis
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
قَالَ رَسُولُ اللَّه صلى الله عليه وسلم: «إِذَا أَرَادَ اللَّهُ عز وجل بِعَبْدٍ خَيْرًا عَسَلَهُ» قِيلَ: وَمَا عَسَلُهُ؟ قَالَ: «يَفْتَحُ اللَّهُ عز وجل لَهُ عَمَلًا صَالِحًا قَبْلَ مَوْتِهِ، ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ» (مسند الإمام أحمد، حديث رقم: 17438)
Rosulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Apabila Allah azza wa jalla menghendaki kebaikan untuk seorang hamba, maka Dia akan memaniskannya dengan madu”. Sahabat bertanya : “Apa maksud memaniskannya dengan madu?”. Beliau menjawab : “Allah azza wa jalla bukakan untuknya pintu amal shalih sebelum meninggalnya, baru kemudian Dia mencabut nyawanya.” [Musnad Ahmad, Hadits No. 17438]
Pada riwayat lain dari Imam Ahmad juga disebutkan secara marfu’ :
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: «إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ» قَالُوا: وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ؟ قَالَ: «يُوَفِّقُه? لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِه» (مسند الإمام أحمد، وإسناده متصل، رجاله ثقات، على شرط الشيخين: البخاري والمسلم)
Ibnu Abi ‘Adiy menuturkan kepada kami dari Humaid dari Anas radhiyallahu ‘anhu : Rosulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Apabila Allah azza wa jalla menghendaki kebaikan untuk seorang hamba, maka Dia akan mempekerjakannya”. Mereka (sahabat) bertanya : “Bagaimana Allah mempekerjakannya?”. Beliau menjawab : “Allah azza wa jalla akan memberinya taufiq untuk melakukan amal shalih sebelum meninggalnya.” [Musnad Imam Ahmad, dengan sanad bersambung, rijal rowinya tsiqah sesuai syarat Bukhari dan Muslim]
Dan riwayat lain secara marfu’ :
حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَمِقِ الْخُزَاعِيِّ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَ صلى الله عليه وسلم يقول: «إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ» قِيلَ: وَمَا اسْتَعْمَلَهُ؟ قَالَ: «يُفْتَحُ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ بَيْنَ يَدَيْ مَوْتِهِ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ مَنْ حَوْلَهُ» (مسند الإمام أحمد، حديث رقم21387)
Zaid bin Al Hubaab menuturkan kepada kami, Mu’awiyah bin Shalih menuturkan kepada kami, Abdurrahman bin Jubair menuturkan kepada kami dari Ayahnya dari Amr bin Al Hamiq Al Khuza’iy bahwasanya beliau mendengar Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Apabila Allah menghendaki kebaikan untuk seorang hamba, Dia akan mempekerjakannya”. Lalu ditanyakan : “Apa bentuk Allah mempekerjakannya”. Beliau menjawab : “Allah membukakan untuknya pintu amal shalih menjelang kematiannya hingga sekelilingnya ridho kepadanya” [Musnad Imam Ahmad no. 21387]
Hadits-hadits diatas mengabarkan bahwa pada intinya jika Allah menginginkan kebaikan kepada hamba-Nya maka Ia akan memberikan kemudahan bagi hamba-Nya tersebut untuk beramal shaleh.
Karena itu hendaknya setiap dari kita untuk benar-benar meminta pada Allah agar diberikan kemudahan dalam melakukan amal-amal shaleh, dan kita mulai dari hal yang terkecil. Misalnya belajar untuk menulis status dan komentar yang baik di media sosial, mudah mengucapkan terima kasih kepada seseorang, tersenyum serta bersikap ramah dan kebaikan-kebaikan yang lain.
Berilah kesan dan hal-hal yang baik yang akan kita tinggalkan di dunia ini. Hidup sekali, hiduplah yang berarti. Dan ke’ber-artian’ adalah kebaikan dan kebermanfaatan. Sebagaimana pesan dari QS. Yasin : 12 yang artinya : “Sesungguhnya kami menghidupkan yang mati, kami mencatat apa yang telah mereka lakukan dan kesan baik mereka…”
Syair Arab menggambarkan :
قد مات قومٌ وما ماتت مَكارِمُهُمْ *** وعاش قومٌ وهمْ في الناس أمواتُ
Ada kaum yang sudah mati tapi kemuliaannya tidak ikut mati
Ada juga kaum yang tetap hidup meski menurut manusia mereka telah mati.
Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan ini dan menjadi motivasi untuk kita agar lebih giat menyiapkan amal shalih, serta terus berkhtiar menjadi orang yang bertaqwa, menjadi orang yang bermanfaat sekaligus memberikan kesan yang terbaik dimanapun berada, sebab bisa jadi itulah kesan terakhir bagi kita di dunia. Hidup hanya sekali, hiduplah yang ber-arti.
Facebook Conversations