views
Seorang mukmin yang baik, seyogyanya selalu memperhatikan pada hal-hal yang dapat menjerumuskan dirinya pada dosa. Karena dosa adalah sebab permasalahan itu muncul. Bukankah karena sebab dosa Iblis terusir dan terhina diubah menjadi seburuk-buruknya bentuk, bathinnya lebih buruk dari bentuk lahiriahnya, dijauhkan dari segala rahmat dan kelak akan kekal menjadi penghuni neraka ? Bukankah Adam dikeluarkan dari surga karena dosa yang ia perbuat ? Bukankah maksiat dan dosa yang menyebabkan seluruh penduduk bumi pada masa Nabi Nuh ‘Alaihissalam di tenggelamkan seluruhnya oleh banjir besar? Bukankah Fir’aun, Qarun, Haman ditelan oleh dunia beserta semua kerajaan dan hartanya kedasar bumi ? Maka hendaklah kita semua berhati-hati dari maksiat dan dosa yang akibatnya tidaklah sederhana.
Terkait dengan dosa ini Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, mengingatkan kaum Muhajirin terhadap efek dosa:
يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ، خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ، وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ : لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا، إِلَّا فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ، إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَؤونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ، إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ، وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ، إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ، فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ.وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ، إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ
Wahai Kaum Muhajirin, ada lima (bencana akan menimpa) jika kalian diuji dengannya dan saya memohon perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla agar kalian tidak mendapatinya:
1. Tidaklah perbuatan zina muncul pada suatu kaum sampai mereka (berani) melakukannya dengan terang-terangan, kecuali akan tersebar ditengah mereka penyakit tha’un (pes) dan kelaparan yang tidak pernah menimpa orang-orang sebelum mereka
2. Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan ditimpa musim paceklik, beban hidup yang berat, kezhaliman penguasa terhadap mereka
3. Tidaklah mereka menahan zakat harta mereka, kecuali mereka akan ditahan dari tetesan air hujan dari laingit. Kalaulah bukan karena binatang, mereka pasti tidak akan diberi hujan
4. Tidaklah mereka membatalkan perjanjian dengan Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah Azza wa Jalla akan mengangkat musuh mereka menjadi penguasa mereka, lalu para penguasa itu merampas sebagian harta yang mereka miliki
5. Selama para pemimpin mereka tidak berhukum dengan kitab Allah dan memilih apa yang Allah Azza wa Jalla turunkan, niscaya Allah Azza wa Jalla akan menjadikan penderitaan mereka diantara mereka ” [1]
Diantara efek dosa yang sangat menakutkan bagi setiap insan yang beriman yaitu dosa menyebabkan hati menjadi keras dan tertutup noda hitam sehingga tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan mana yang buruk, mana yang baik dan mana yang jelek? Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، فَإِنْ زَادَ، زَادَتْ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ { كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ }
Sesungguhnya seorang hamba jika berbuat dosa maka akan dibubuhkan satu titik hitam di (permukaan) hatinya. Kalau dia (segera) bertaubat, meninggalkan (dosa tersebut) dan memohon ampun (kepada Allâh Azza wa Jalla), maka hatinya akan bening (kembali), (tetapi) jika dosanya bertambah maka akan bertambah pula titik hitam tersebut. Itulah (makna) ar-rân (penutup hati) yang Allâh sebutkan dalam al-Qur’an, (yang artinya-red), “Sekali-kali tidak (demikian), bahkan menutupi hati mereka perbuatan (dosa) yang selalu mereka lakukan” [Al-Muthaffifin/83: 14]”[2]
Imam Ibnul Qayyim menyampaikan dalam kitabnya ‘Ad-Dâ’ wad Dawâ’ (hal.84-85) menyampaikan tentang dosa:
“Ada satu perkara tentang dosa yang banyak membuat manusia keliru dalam menyikapinya. Yaitu, mereka tidak melihat pengaruh dosa itu langsung pada waktu itu juga, kadang kala pengaruhnya terjadi jauh setelah itu namun mereka sudah lupa, lantas mereka mengira perkaranya sudah selesai. Keadaan ini persis seperti yang digambarkan dalam sebuah sya’ir berikut:
Jika sebuah dinding saat ambruk tidak menghamburkan debu
Maka tidak akan ada lagi debu setelah itu
Subhanallah, berapa banyak manusia yang binasa karena musibah dosa ini?
Berapa banyak nikmat yang terenggut?
Berapa banyak adzab yang turun?
Berapa banyak ulama dan orang shalih yang terperdaya dengannya? Apalagi orang-orang jahil!
Orang yang tertipu itu tidak sadar bahwa perbuatan dosa lambat laun akan mematikan, sebagaimana halnya racun. Racun yang tidak terobati dan dibiarkan akan menjalar keseluruh tubuh sehingga apabila pembiaran itu terus berlanjut akan menyebabkan kematian bagi orang yang terkena begitu pula dengan dosa, apa bila terus dibiarkan tanpa diobati dengan taubat/istighfar maka ia akan mendatangkan azab serta siksaan bagi pelakunya.
Di dalam Kitab Fawaidul Fawaid (hal 664). Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah mengatakan ada beberapa dampak negatif maksiat/dosa bagi pelakunya, diantaranya :
- Taufik Allah untuk dirinya akan berkurang, sehingga ia tidak akan terbimbing oleh Allah hidupnya
- Persepsinya menjadi rusak, akibatnya ia tidak bisa melihat kebenaran dengan jelas
- Kebenaran menjadi samar baginya
- Hatinya menjadi kotor, dan sulit menerima kebenaran (nur) serta nasihat
- Lupa untuk berdzikir, sehingga ia lalai dalam mengingat Allah
- Waktu menjadi terbuang sia-sia, padahal waktu adalah hal yang sangat berharga
- Dijauhi oleh orang lain, ia tidak disukai karena perilakunya yang buruk
- Terasing diantara hamba dan Rabbnya
- Doanya tidak terkabul
- Menjadi pribadi yang keras hati
- Hilangnya keberkahan rizki dan umurnya
- Miskin ilmu
- Direndahkan oranglain
- Dihinakan oleh musuh
- Jiwanya sempit
- Dikelilingi oleh teman-teman yang jahat, merusak hati dan menyia-nyiakan waktunya
- Merasakan kecemasan & keresahan yang berkepanjangan
- Hidup dalam kesengsaraan
- Akan tersingkap aib dirinya
- Menyebabkan seseorang lalai untuk mengingat Allah.
Begitulah Efek dosa jika tidak langsung ditaubati dengan memperbanyak istighfar serta dibarengi dengan menyesali perbuatan yang dilakukan maka bahayanya jelas bisa terasakan dalam kehidupan, maka waspadalah dari Maksiat dan Dosa. Wallahu’alam bi Ash-Shawab
Oleh : Ismal Ardiawan, S.H., S.Pd., M.Pd
[1] HR. Ibnu Majah (9104) dan sanadnya masih diperdebatkan oleh para ulama, akan tetapi dia memiliki syawahid yang menguatkannya, lihat Fathul Bâri karya Ibnu Hajar al-Asqalani (10/193)
[2] HR. Ibnu Mâjah, no. 4244; Al-Hâkim, 1/45 dan 2/562 serta Ahmad, 2/297. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Imam al-Hâkim, disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani
Facebook Conversations